POLRES MAJALENGKA - Sementara itu, Mukaya
salah seorang eks Gafatar mengaku pindah ke Kalimantan ikut program mandiri
ketahanan pangan, bukan ikut Gafatar karena Gafatar sudah dibubarkan sejak
Agustus 2015 tahun lalu.
“Saya hanya ikut program tani mandiri ketahanan pangan, karena di
sini tidak punya lahan dan di sana tidak pernah ikut kegiatan Gafatar, tidak
diajak oleh siapa pun,” ungkap MKY (60) warga Desa Kedungsari Kecamatan Ligung, di depan
Bupati Majalengka dan Unsur Muspida, Senin (01/02) di Pendopo Kabupaten
Majalengka.
Ia mengaku
mengenal, Ahmad Musadeq cuma sebagai koordinator lahan dan tidak ada kegiatan
lain, hanya khusus bertani. “Saya tetap
sholat lima waktu dan sholat Jumat, tidak ada kegiatan berkelompok selain
bertani,” ungkapnya MKY (60).
Berbeda
dengan pengakuan eks Gafatar lainnya, M ANR (38) warga Desa Kedunganyar
Kecamatan Ligung, yang mengaku memang dulu dirinya bersama keluarga masuk
Gafatar pergi ke Kalimantan, tepatnya di Kecamatan Semintau, Kabupaten Kapuas
untuk merantau dan disambut warga setempat dengan ramah.
“Disana penduduknya tidak hanya Muslim, namun Nasrani juga, Saya
dikasih lahan 1 hektare baru dicangkul dan baru 2 bulan di Kalimantan. Namun
akibat beberapa kejadian di Kabupaten tetangga, kami yang baru datang
dievakuasi oleh Pemerintah kembali ke Majalengka,” ungkap M ANR
(38).
M ANR (38) mengungkapkan Ormas Gafatar mengedepankan misi
sosial budaya dan menghidupkan nilai-nilai gotong-royong dan agama masing-masing,
terserah individu karena ada Muslim dan Nasrani yang masuk anggota.
“Kita kesana untuk bertani dan diiming-imingi lahan kosong, saya
diajak Pa Yatno orang Jogyakarta waktu kerja di proyek bangunan di Jakarta,” ungkapnya.
M ANR (38) mengungkapkan
di Kalimantan, dirinya bertani dan berdagang ketoprak selain membantu anggota
lain membangun rumah dan pemukiman, karena keahliannya sebagai mantan tukang
bangunan.
“Pernah ketemu Ahmad Musadeq dikasih motivasi-motivasi saja,
tentang agar sukses dan lainnya. Kami anggota Gafatar ini beli tanah bersama
dan digarap bersama sesuai keahlian, yang bisa tani ya bertani, jadi pedagang
dan lainnya,” ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar