POLRES
MAJALENGKA - Satuan Binmas Polres Majalengka melaksanakan kegiatan FGD (focus
Group Discussion) Polri yang promoter dan masyarakat Kabupaten Majalengka
menolak terorisme dan radikalisme di Kabupaten Majalengka, bertempat di rumah
makan lesehan Amfera Majalengka, Senin (27/3/2017).
Dalam
acara Focus Group Discussion (FGD) di buka oleh Kapolres Majalengka Akbp Mada
Roostanto,SE,MH didampingi Kasat Binmas Akp Asep S.Fiqih,SH, dihadiri Wakil
Dekan III Unma bidang kemahasiswaan Dr.Otong Syuhada,SH,MH, Pengurus Dai
Kamtibmas Polres Majalengka Ustad Nono, Mahasiswa-Siswi Unma dan seluruh
Anggota Binmas Polres Majalengka.
Kapolres
Majalengka Akbp Mada Roostanto,SE,MH dalam paparannya Penyebaran terorisme dan
radikalisame baik tingkat pusat maupun tingkat daerah jadi perhatian serius
pemerintah terlebih bagi aparat penegak hukum seperti Kepolisian Republik
Indonesia. Dari sekian upaya untuk membendung penyebaran paham tersebut,
mencegah adalah upaya paling efektif.
Mencegah
jelas lebih baik untuk menanggulangi terorisme yang berkedok agama,
dibandingkan harus menyembuhkan. Dari sisi agama, ada beberapa langkah yang
dapat menangkal propaganda radikalisme terorisme tersebut. Langkah itu, antara lain
untuk meluruskan pemahaman ajaran agama dan menghindari kekeliruan yang sering
terjadi. Tokoh agama dan tokoh masyarakat harus saling bekerjasama untuk
menangkal paham ini. Juga melakukan pencegahan dari dalam umat beragama
sehingga benih-benih itu tidak timbul. Ucap Kapolres.
Dalam
kesemoatannya Kasat Binmas Akp Asep S.Fiqih,SH mengatakan apabila ada orang
atau kelompok yang terjangkiti paham radikalisme, hendaknya dilakukan
pendekatan keagamaan secara simpatik, sehingga dapat menyadarkan kelompok ini.
Perlu juga diadakan ceramah dan diskusi-diskusi yang simpatik dengan
kelompok-kelompok yang terkontaminasi oleh kelompok radikal, memberikan
informasi kepada umat beragama agar tidak mudah diprovokasi oleh kelompok ini,
sehingga rencana mereka akan gagal. Kaitannya dengan keutuhan NKRI, para
penganut agama harus menyadari bahwa NKRI adalah merupakan bagian dari
kehidupan beragama. Kata Kasat Binmas.
Wakil
Dekan III Unma bidang kemahasiswaan Dr.Otong Syuhada,SH,MH
sebagai Narasumber memapaparkan Paham radikalisme yang mengarah pada terorisme, sebenarnya bukan masalah baru tapi telah terjadi pada awal perkembangan agama-agama dunia. Kelompok ini salah dalam memahami agama, sehingga mengarah pada radikalisme. Penyebabnya sebagian karena pemahaman agama yang sempit dan dangkal. Sebab lainnya karena menggunakan agama untuk kepentingan-kepentingan pribadi, kelompok, atau kepentingan politik.
sebagai Narasumber memapaparkan Paham radikalisme yang mengarah pada terorisme, sebenarnya bukan masalah baru tapi telah terjadi pada awal perkembangan agama-agama dunia. Kelompok ini salah dalam memahami agama, sehingga mengarah pada radikalisme. Penyebabnya sebagian karena pemahaman agama yang sempit dan dangkal. Sebab lainnya karena menggunakan agama untuk kepentingan-kepentingan pribadi, kelompok, atau kepentingan politik.
Paham
radikal terorisme tidak bisa diselesaikan dengan cara kekerasan seperti yang
dulu digunakan pemerintah Orde Baru. Sekarang pemerintaah dan negara harus
hadir melindungi rakyatnya dari ancaman-ancaman yang ditimbulkan dari gerakan
tersebut terutama dengan memperkuat ideologi bangsa dan ekonomi rakyat. Pungkas
Dr.Otong.
Gelar
FGD (focus Group Discussion) Polri yang promoter dan masyarakat Kabupaten
Majalengka menolak terorisme dan radikalisme di Kabupaten Majalengka.
dilanjutkan dengan penandatanganan bersama Deklarasi Penolakan terorisme dan
radikalisme : Kami, Polri dan Mahasiswa Unma serta masyarakat Kabupaten
Majalengka menolak terorisme dan radikalisme di wilayah Kabupaten Majalengka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar