POLRES MAJALENGKA - Pada hari kamis 17 November 2016, Pelaksanaan
pengukuran awalnya berjalan aman. Semula warga tampak berbaris di pinggir sawah
dengan posisi perempuan di barisan depan diapit barisan laki-laki di bagian
kanan dan kiri serta beberapa di antaranya berteriak menolak lahan di
wilayahnya diukur.
Menjelang pukul 11.00, teriakan semakin keras dari masyarakat yang
menolak lahan di wilayahnya diukur.
Siang hari sekitar pukul 12.35 mulai terdengar letusan petasan.
Sebagian letusan mengenai aparat kepolisian, batu yang diduga dari katapel juga
mengenai beberapa petugas. Saat itu, aparat mulai membalas dengan tembakan gas
air mata dan sebagian warga mulai mundur.
Namun lemparan batu dari katapel masih terus berlanjut dari sejumlah
arah. Salah satunya mengenai Bripda Soni. Tiga orang warga yang diduga menjadi
provokator berhasil diamankan.
Wargapun akhirnya mulai mundur dan petugas ukur dari BPN bisa menajutkan
pengukuran dengan pengamanan ketat dari aparat keamanan.
Kepala Biro Aset Daerah M Arifin disertai Kabag Pemanfaatan dan
Pengamanan Barang Daerah, Diding Abidin Subandi mengatakan, pengukuran lahan
seluas 36,6 hektare atau sebanyak 382 bidang ditargetkan selesai dua hari namun
bila suasana tidak kondusif, target pengukuran hanya seluas 12 hektaran,
minimal untuk perluasan landasan pacu guna mengejar target pembangunan.
Sementara itu, Bupati Majalengka Sutrisno berharap pengukuran bisa
tuntas karena sebetulnya bidang tanah sudah diketahui dengan jelas, demikian
juga dengan batas tanah masing-masing pemiliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar