BUTUH BANTUAN POLISI POLRES MAJALENGKA HUBUNGI KAMI 110 ,0233-281221 ATAU SMS 9123 .

Selasa, 12 Januari 2016

AHER OPTIMISTIS PEMBANGUNAN BIJB SELESAI TAHUN




POLRES MAJALENGKA - Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) optimistis pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati akan selesai di tahun 2017. Penuntasan ganti rugi lahan untuk perluasan kawasan bandara yang semula mendapat penolakan dari masyarakat Sukamulya kini sudah tidak ada persoalan dan mulai Februari mendatang sudah dibayarkan.

Proses pembangunan sisi udara dan darat kini terus dipacu, Pemerintah Pusat dan Provinsi terus mengalokasikan anggaran untuk pembangunan sisi darat dan udara. Bandara harus cepat selesai untuk untuk mengurangi crodit di bandara Soekarno Hatta dan Husen Sastra Negara.

Hal tersebut diungkapkan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Selasa 12 januari 2016 saat meninjau progres pembangunan BIJB sekaligus mempersiapkan kehadiran Presiden Jokowi yang rencananya akan dilaksanakan pada Kamis 14 januari 2016.

Kehadiran Gubernur disertai Wakil Bupati Majalengka Karna Sobahi, Manajer Teknik BIJB Hidayat, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufikurohman, serta sejumlah pejabat lainnya dari pemprov Jabar dan Pemkab Majalengka.

Dijelaskan Gubernur, pembangunan landasan pacu yang panjangnya ditargetkan mencapai 3 km kini sudah selesai sepanjang 2.5 km, sisanya sepanjang 0.5 km akan dituntaskan tahun ini baik penyelesaian ganti ruginya ataupun pembangunannya.

“Untuk landasan pacu pengerjaanya sudah hampir rampung, bila melihat pekerjaan untuk sisi udara pekerjaanya sudah mencapai 80 persen, warga Sukamulya yang sebelumnya menolak diganti rugi kini mereka sudah menerima dan ganti rugi akan dilaksanakan pada Februari mendatang dari APBD Jawa Barat,” ungkap Gubernur Ahmad Heryawan.

Untuk sejumlah pembangunan taxiway dan apron sudah dikerjakan sejak tahun lalu sehingga mengerjaan hampir rampung. Sedangkan sisi darat sebagian baru dimulai pada November lalu sehingga progres pekerjaan baru beberapa persen saja.

Untuk paket satu yang pekerjaanya dilaksanakan oleh PT Adhi Karya dengan anggaran sebesar Rp 355 milyar meliputi infrastuktur pekerjaan tanah, jalan, ramp simpang susun, drainase kawasan dan landskape kini pekerjaan baru mecapai 4,8573 persen.

Pengerjaan sisi darat paket dua dengan pekerjaan pembangunan terminal penumpang yang anggarannya mencapai Rp 1,385 trilyun dan dikerjakan oleh PT Wijaya Karya mulai dikerjakan pada Desember 2015 kemarin, kini progres pekerjaan mencapai 0,4340 persen.

Paket tiga dengan lingkup pekerjakaan menara statsion, meteorologi, main power house, GWT, STP, pembakaran sampah, substatsion 1-9, terminal cargo dan ME Kawasan yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya dengan anggaran Rp 416 milyar kini proses pekerjaan sudah mencapai 0,8673 persen.

“Hampir semua pekerjaan sisi darat baru dikerjakan pada Desember kemarin, wajar kalau progres pekerjaan seperti ini. Untuk pembangunan BIJB ini nyaris tidak ada kendala apapun semua berjalan lancar, sehingga target selesai dan beroperasi 2017 Insya Allah terlaksana,” kata Ahmad Heryawan.

Bandara Internasional Jawa Barat ini menurut Manajer Teknik BIJB Hidayat akan menjadi bandara terbesar yang bisa disinggahi pesawat-pesawat besar, bahkan satu-satunya bandara di Indonesia yang dilengkapi dengan Aeropolitan. Di daerah lain belum ada bandara yang didukung dengan kawasan bisnis, perdagangan, perumahan dan sejumlah pendukung lainnya yang menunjang Aeropolitan.

Menyinggung soal nama bandara Ahmad Heryawan mengaku belum ada pembicaraan, hal itu kemungkinan diserahkan kepada Presiden. “Kalau nama mungkin bisa dua seperti Cengkareng dan Soekarno Hatta juga kan itu-itu juga. Ini bisa Bandara Kertajati atau mungkin nama Pahlawan Nasional, yang pasti namanya tidak mungkin Ahmad Heryawan atau Aher,” kata Aher sambil tertawa lebar.

Hanya Wakil Bupati Majalengka Karna Sobahi mengaku sudah mengajukan nama bandara Kertajati diambil dari Pahlawan Nasional asal Majalengka yakni Abdul Halim, alasannya nama tersebut cukup populer dan pernah mengangkat perekonomian masyarakat Kabupaten Majalengka dimasa penjajahan Belanda dulu. Nama tersebut juga dianggap memiliki nilai komersial.

“Harapan kami warga Majalengka tentu namanya diambil dari nama pahlawan asal Majalengka Abdul Halim,” ungkap Karna Sobahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar